Film “Trinil: Balekno Gembungku (Kembalikan Tubuhku)” menghidupkan kembali drama horor radio yang pernah menggemparkan era 80-an. Kisah cinta segitiga yang tragis antara seorang ibu, anaknya, dan seorang pemuda bernama Bagus Sujiwo. Berujung pada pembunuhan sadis yang memilukan. Kisah ini tidak hanya mengundang decak kagum pada masanya tetapi juga telah menjadi legenda yang bertahan melalui waktu.
Hanung Bramantyo: Visi Baru untuk Kisah Klasik
Hanung Bramantyo, sutradara yang dikenal dengan karya-karyanya yang mendalam dan menggugah, memutuskan untuk kembali menyutradarai genre horor dengan mengangkat kisah Trinil ini. Menurut Hanung, cerita tragis Trinil masih relevan dan dapat beresonansi dengan penonton era sekarang. Namun, bukan sekadar adaptasi, Hanung mengambil esensi dari kisah cinta Trinil-Kustirah dan Bagus Sujiwo untuk dihadirkan dengan pendekatan yang baru dan segar.
Peran Tantangan Wulan Guritno
Wulan Guritno, yang dikenal dengan aktingnya yang kuat dan berkarisma, menghadapi tantangan besar dalam memerankan karakter hantu di film ini. “It’s a challenge for me, hidup sampai mati sampai gentayangan,” ujar Wulan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Bagi Wulan, memerankan hantu bukan hanya tentang penampilan. Tetapi juga tentang bagaimana membawa emosi dan cerita dari seorang wanita yang tragis nasibnya. Menjadikan peran ini salah satu yang paling menantang dalam karirnya.
Menghidupkan Legenda dalam Era Modern
Film Trinil tidak hanya berusaha menghidupkan kembali cerita legendaris, tetapi juga berusaha untuk mengaitkannya dengan penonton modern. Melalui akting, arahan, dan sinematografi yang matang, film ini berambisi untuk membuat penonton merasa seakan-akan mereka adalah bagian dari kisah penuh emosi dan tragis tersebut.
Baca Juga : Diah Permatasari Body Goal Diusia Setengah Abad!
Penutup: Kembalinya Kisah Tragis dengan Wajah Baru
Dengan Wulan Guritno dalam peran utama dan Hanung Bramantyo sebagai sutradara, “Trinil: Balekno Gembungku” diharapkan tidak hanya menjadi film horor biasa. Melainkan, sebuah karya yang mendalam, menghidupkan kembali kisah legendaris dengan sentuhan modern yang mampu memukau dan menyentuh hati penonton. Film ini diharapkan menjadi pengalaman baru yang membawa penonton untuk merasakan kembali ketegangan dan emosi dari drama radio legendaris era 80-an dengan cara yang baru dan segar.